Selasa, 05 Agustus 2008

Ibu Negara Republik Indonesia Hj. Ani Bambang Yudhoyono




Kristiani Herrawati Susilo Bambang Yudhoyono yang lebih dikenal dengan Ibu Ani Bambang Yudhoyono adalah Ibu Negara ke enam Republik Indonesia sejak suaminya Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pertama pilihan rakyat pada tanggal 20 Oktober 2004.
Lahir di Yogyakarta, 6 Juli 1952 sebagai anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan suami istri Letnan Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Alm) dan Hj. Sunarti Sri Hadiyah. Beliau menikah dengan Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 Juli 1976, waktu Pak SBY baru saja dilantik menjadi Perwira TNI dan menjadi lulusan terbaik. Pernikahan Ibu Ani dan Pak SBY ini tergolong unik. Pernikahan itu berlangsung bersamaan dengan pernikahan kakaknya, Wrahasti Cendrawasih dengan Erwin Sudjono, dan adiknya Mastuti Rahayu dengan Hadi Utomo. Keduanya ini juga perwira TNI yang juga baru lulus.
Selain sebagai Ibu dari seluruh anak-anak Indonesia, Ibu Ani Bambang Yudhoyono adalah ibu dari dua putra, Letnan Satu Agus Harimurti Yudhoyono (menikah dengan Annisa Larasati Pohan tahun 2005 lalu) yang sekarang sedang sekolah bidang Strategic Studies di Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan Curtin University of Technology, Perth - West Australia dengan dua gelar kesarjanaan Bachelor of Commerce Finance dan Electronic Commerce).
Bagi banyak orang yang mengenal beliau , Ibu Ani Bambang Yudhoyono adalah wanita yang sangat cerdas dan lugas. Sempat menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas Kristen Indonesia, tetapi pada tahun ketiga memutuskan meninggalkan sekolah dan menikah dengan Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 1976. Tetapi dengan semangat "It's never too late to learn", Ibu Ani melanjutkan kuliahnya di Universitas Merdeka dan lulus dengan gelar Sarjana Ilmu Politik di tahun 1998.
Sederetan aktifitas di bidang politik dan sosial sudah pernah dijalaninya. Ibu Ani pernah memegang jabatan politik sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat dan sangat aktif selama kampanye pemilihan presiden di tahun 2004 lalu, dimana Pak SBY dipilih rakyat secara langsung untuk jadi Presiden RI.. Beliau juga aktif dalam kegiatan sosial di Persit Kartika Chandra Kirana (Persatuan Istri Tentara), Dharma Pertiwi, dan Dharma Wanita selama Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada era Pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan era Pemerintahan Megawati.
Segera setelah menjadi Ibu Negara, Ibu Ani langsung memberikan perhatian serius pada persoalan-persoalan pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan perempuan. Beliau berada di depan pada kampanye imunisasi polio, dan mempelopori Mobil Pintar, dimana anak-anak dapat belajar sambil bermain tanpa harus berjalan jauh dari rumahnya. Ketika bencana gempa bumi dan tsunami mendera NAD dan Nias, Ibu Ani segera mengorganisir bantuan untuk anak-anak yang kehilangan orang-tuanya. Beliau pula yang terdepan mengulurkan tangan ketika kelaparan menimpa warga Yahukimo di Papua.
Ibu Ani menyukai membaca dan berkebun terutama tanaman anggrek. Beliau sangat senang saat bisa membacakan cerita atau puisi kepada anak-anak. Dan menikmati menulis berbagai pengalaman dan pengamatan beliau tentang warga dan bangsanya.
Disela-sela kesibukan sebagai Istri Presiden, Ibu Ani Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (7/2 pagi menyambut tamu-tamunya. Mereka adalah Pengurus Presidium Nasional Mitragender (Masyarakat Peduli Kesetaraan dan Keadilan Gender) di Ruang Raden Saleh, Istana Merdeka. Didampingi Ny. Widodo A.S, Ny. Okke Hatta Rajasa dan Dr. Surjadi Soeparman, Deputi Bidang Pengutamaan Gender Kementerian Negara Pemberdayaan Perembuan, Ibu Negara menerima 11 orang tamunya.
Dalam laporannya, Ketua Presidium Nasional Mitragender Sri Rejeki Sumaryoto,SH menjelaskan bahwa Mitragender adalah wadah untuk menggalang kemitraan, serta membangun satu kekuatan bersama pemerintah, untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Ditambahkan, keanggotaan Mitragender bukan hanya didominasi kaum perempuan, tapi juga kaum laki-laki karena pengertian gender itu sendiri mengacu kepada perempuan dan laki-laki, kata Sri Rejeki, mantan Meneg Pemberdayaan Perempuan pada kabinet Gotong Royong.
Ibu Negara kepada pengurus Mitragender antara lain mengatakan, kunci utama bagi kaum perempuan untuk dapat terbebas dari kesengsaraan adalah pendidikan. "Seperti dahulu Ibu Kartini berjuang dengan mendirikan sekolah-sekolah agar kaum perempuan bisa mendapatkan pendidikan yang layak. "Perjuangan dalam menyetarakan gender bukan hanya tugas kaum perempuan saja tapi laki-laki juga harus memberikan kontribusi pada perjuangan perempuan itu," kata Ibu Negara.
Ibu Ani kemudian menceritakan keterkejutannya ketika suatu hari mendapatkan informasi bahwa Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia atau IWAPI ternyata tidak mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP. "Padahal sebenarnya kan banyak pengusaha perempuan yang tidak berkeberatan untuk membayar pajak. Ini adalah contoh yang bagus, bahwa kaum perempuan juga sadar kalau mereka berpenghasilan, maka mereka juga harus membayar pajak," kata Ibu Ani.
Para pengurus Mitragender tak bisa menyembunyikan kegembiraannya ketika Ibu Negara bersedia menjadi Ketua Dewan Pembina untuk berjuang bersama-sama. Diharapkan, Mitragender bisa menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengimplementasikan kesetaraan dan keadilan gender bagi masyarakat Indonesia.
Sumber: http://www.presidenri.go.id/

Tidak ada komentar: